Pediafx – Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mengutamakan langkah stabilisasi daripada menaikkan suku bunga dalam rangka menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah Indonesia.
Menurut Macro Tracker Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang berjudul “Macro Tracker – Jackson Hole remarks: Signal of another FFR hike,” ekonom Rully Arya Wisnubroto dari Mirae Sekuritas menyatakan bahwa Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyebutkan bahwa inflasi di Amerika Serikat sudah mulai menurun. Namun, tingkat inflasi masih berada di atas level aman yang ditetapkan oleh The Fed.
Direkomendasikan
Direkomendasikan
Direkomendasikan
Direkomendasikan
Berdasarkan sinyal terbaru dari Federal Reserve dan lintasan data ekonomi AS, khususnya mengenai inflasi dan situasi ketenagakerjaan, diantisipasi bahwa Fed akan memilih untuk menaikkan suku bunga sebagai bagian dari langkah-langkah pengetatan kebijakan tambahan sambil melanjutkan strategi pengetatan kuantitatif.
Dalam menganalisis faktor pendorong di balik perkembangan inflasi inti PCE, Federal Reserve menilai tiga komponen utama, yaitu inflasi yang terkait dengan barang, layanan perumahan, dan layanan lainnya (layanan nonperumahan). Inflasi barang tahan lama mengalami penurunan yang signifikan.
Terkait inflasi perumahan, dampak kebijakan moneter juga mulai berkurang. Sedangkan untuk layanan nonperumahan, yang mencakup setengah dari perhitungan inflasi inti PCE, telah menunjukkan kecenderungan stagnasi sejak dimulainya pengetatan moneter.
Jumat lalu, Rully menjelaskan, Indeks Dolar AS (DXY) melampaui level 104 untuk pertama kalinya sejak Mei, mencapai 104,08, level tertinggi dalam sekitar 3 bulan. Pada saat yang sama, spread antara imbal hasil UST 2 tahun dan 10 tahun melebar. "Kami memperkirakan pernyataan Powell selama akhir pekan akan berdampak pada pasar domestik di awal minggu ini."
Ia menyebutkan, nilai tukar rupiah melemah 0,3% pada Jumat, ditutup pada level Rp15.295 terhadap dolar AS (turun 1,4% secara month-to-date). “Kami yakin Bank Indonesia (BI) tidak akan menggunakan kebijakan suku bunga untuk menstabilkan rupiah dari tekanan saat ini, tetapi akan terus menerapkan kebijakan stabilisasi.”