Harga minyak dunia turun setelah Iran meremehkan laporan serangan Israel di wilayahnya, Sabtu (20/4).
Tercatat, harga minyak mentah berjangka Brent naik 18 sen atau 0.21 peratus menjadi US$87,29 setong.
Sementara kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk bulan Mei 2024 berakhir 41 sen lebih tinggi, atau 0.5 peratus menjadi $83,14 setong. Kemudian, kontrak Juni ditutup 12 sen lebih tinggi pada US$82,22 setong.
Disyorkan
Disyorkan
Disyorkan
Disyorkan
harga minyak acuan tersebut melonjak lebih daripada US$3 setiap barel pada awal sesi Kedua setelah terdengar di kota Isfahan, Iran. Beberapa sumber menyebut ledakan itu merupakan serangan Israel.
Namun, kenaikan itu terhenti setelah Teheran meremehkan kejadian tersebut dan mengatakan pihaknya tidak berencana melakukan pembalasan.
“Itu sebuah pertunjukan besar, sehingga pasar mengempis secepat lonjakannya,” kata ekonom di Matador Economics, Tim Snyder seperti dipetik Reuters.
Anggota parlemen AS telah menambahkan sanksi terhadap ekspor minyak Iran ke dalam pakej bantuan Ukraina yang tertunda setelah serangan Teheran terhadap Israel akhir pekan lalu.
Menurut data Reuters, Iran adalah pengeluar minyak terbesar ketiga di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Dana Moneter Internasional memperkirakan OPEC+ akan mula meningkatkan pengeluaran minyak mulai Julai mendatang.
Pada Maret lalu, Anggota OPEC+ yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia sepakat untuk mengurangkan pengurangan pengeluaran sukarela sebanyak 2.2 juta barel setiap hari (bpd) hingga akhir Juni. Hal ini telah membantu menjaga harga minyak tetap tinggi.
Premi risiko minyak secara bertahap mula berkurangan menyebabkan harga minyak telah turun sekitar 3 peratus sejak Senin (15/4).
Penanda aras tersebut membukukan kedua kerugian mingguan terbesar sejak Februari 2024.
Namun, pelabur tidak mengesampingkan kemungkinan berlaku di Timur Tengah akan mengganggu bekalan.