
Volatilitas tinggi di pasar keuangan terus berlanjut saat perdagangan dimulai pada hari Rabu (5 Februari 2025), menanggapi berbagai tindakan yang diambil oleh Presiden AS Donald Trump.
Pagi ini, Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan “mengambil alih kendali Jalur Gaza” dan menyatakan, “kami akan menguasainya.” Selain itu, Trump mengindikasikan bahwa sekitar 2 juta warga Palestina harus meninggalkan Gaza dan direlokasi ke negara-negara lain di Timur Tengah.
Direkomendasikan
Direkomendasikan
Direkomendasikan
Direkomendasikan
Langkah-langkah tersebut berpotensi meningkatkan ketegangan, terutama dengan Iran. Menurut CNBC, seorang pejabat Gedung Putih melaporkan bahwa Trump bermaksud untuk memberikan "tekanan penuh" pada Iran, dengan tujuan mengurangi ekspor minyak negara itu hingga hampir nol.
EMAS
Harga emas (XAUUSD) melonjak, memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa sebelumnya pada hari Selasa. Pagi ini, rekor itu kembali dipecahkan saat Emas mencapai $2.858,04 per troy ounce menyusul konferensi pers Trump mengenai Gaza.
Emas, dianggap sebagai tempat berlindung yang aman aset, telah menarik minat pelaku pasar karena banyaknya ketidakpastian yang muncul di masa mendatang. Putaran kedua konflik perdagangan antara AS dan China telah resmi dimulai, dengan risiko meluas ke negara-negara lain juga. Akibatnya, sentimen seputar Emas tetap positif selama sesi perdagangan Eropa.
MINYAK
Kondisi ini membuat harga minyak yang sebelumnya sempat anjlok hingga ke level $70,66 per barel, level terendah sejak 30 Desember, kembali menguat dan ditutup pada level $72,70 per barel pada perdagangan Rabu.
Rebound ini terjadi setelah Trump mengumumkan rencana untuk mengurangi ekspor minyak Iran secara signifikan hingga mendekati nol. Saat ini, Iran mengekspor sekitar 1,7 juta barel per hari; jika Trump mengekang ekspor ini, pasokan minyak global akan menurun, yang berpotensi menaikkan harga.
Sentimen tersebut akan terus memengaruhi pergerakan minyak selama sesi perdagangan Eropa.
EURUSD
EURUSD naik 345 poin (34,5 pip) ke level 1,03771 selama perdagangan hari Selasa setelah sebelumnya anjlok ke level 1,02721. Pasangan mata uang ini berhasil pulih karena Tiongkok menaikkan tarif impor untuk beberapa barang AS, yang untuk sementara meredakan kekhawatiran akan perang dagang berskala besar.
Selain itu, data lowongan kerja AS (JOLTS) dirilis lebih rendah dari perkiraan, sehingga memberikan tekanan pada dolar. Hari ini, pada sesi Eropa, rilis data Indeks Harga Produsen (PPI) Zona Euro pada pukul 17.00 WIB dapat mengakibatkan pergerakan signifikan bagi EURUSD. Prakiraan dari Trading Central menunjukkan bahwa PPI bulan Desember diperkirakan tumbuh sebesar 0,1% tahun-ke-tahun (YoY), pulih dari bulan sebelumnya -1,2% YoY.
Jika data melebihi ekspektasi, hal itu dapat memberikan sentimen positif bagi EURUSD.
GBPUSD
Mirip dengan EURUSD, pasangan mata uang ini berhasil naik 289 poin (28,9 pip) ke level 1,24775. Faktor pendorongnya sejalan dengan dinamika tarif impor dan data ekonomi AS, yang berarti GBPUSD berpotensi mengikuti EURUSD selama sesi perdagangan Eropa.
Namun, pelaku pasar juga menunggu pengumuman suku bunga Bank of England (BoE) pada hari Kamis.
USDJPY
USDJPY turun 466 poin (46,6 pip) ke level 154,303 setelah mengalami pergerakan yang fluktuatif pada hari Selasa. Pagi ini, USDJPY turun lagi sebesar 1,216 (121,6 pip) ke level 153,087.
Data yang dirilis pagi ini dari Jepang menunjukkan bahwa upah rata-rata pada bulan Desember tumbuh sebesar 4,8% YoY, jauh melampaui ramalan sebesar 2,1% YoY.
Rilis ini meningkatkan kemungkinan bahwa Bank Jepang (BoJ) akan segera menaikkan suku bunga, memperkuat yen dan melemahkan USDJPY.
Nasdaq
Nasdaq berhasil naik tipis ke level 21.581 pada perdagangan hari Selasa setelah sebelumnya turun ke level 21.242.
Indeks Nasdaq bangkit kembali menyusul tanggapan tarif impor China, yang tidak memengaruhi semua barang AS. Selain itu, Trump dan Presiden Xi Jinping dari China dilaporkan akan membahas berbagai hal dalam beberapa hari mendatang, yang menumbuhkan harapan bahwa perang dagang yang lebih besar dapat dihindari.
Namun, mengingat ketidakpastian yang ada, sentimen negatif mungkin masih membayangi Nasdaq.