
Harga emas mengalami volatilitas yang cukup tinggi menyusul rilis data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) AS pada pukul 19.30 WIB. Angka inflasi yang dilaporkan naik menjadi 2,8%, melampaui ekspektasi sebesar 2,7% dan level sebelumnya sebesar 2,6%. Awalnya, harga emas mengalami kenaikan karena inflasi yang lebih tinggi biasanya mendorong permintaan aset safe haven. Namun, kenaikan ini terbukti tidak berlangsung lama karena pasar mulai mengantisipasi respons kebijakan dari Federal Reserve, yang menyebabkan emas kembali ke tren kenaikannya secara bertahap.
Peningkatan inflasi di atas ekspektasi telah memicu spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin mempertahankan suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lama. Situasi ini dapat memperkuat dolar AS, yang umumnya memberikan tekanan ke bawah pada harga emas. Namun, ketidakpastian global telah meningkat setelah muncul spekulasi bahwa Presiden AS Donald Trump mungkin mengenakan tarif baru pada sektor otomotif, yang berpotensi memperburuk sentimen risiko dan mendorong permintaan baru untuk emas sebagai lindung nilai.
Direkomendasikan
Direkomendasikan
Direkomendasikan
Direkomendasikan
Ke depannya, pergerakan emas akan dipengaruhi oleh keputusan kebijakan moneter Federal Reserve dan perkembangan geopolitik global. Jika inflasi terus meningkat dan Fed mengambil sikap yang lebih agresif, emas dapat menghadapi tekanan ke bawah. Sebaliknya, jika ketidakpastian ekonomi meningkat, harga emas dapat terus naik. Investor disarankan untuk terus mencermati perkembangan pasar untuk merancang strategi yang tepat.