
Harga Emas (XAU/USD) telah mencapai titik tertinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya yaitu $3.085 di tengah ketidakpastian global, yang dipicu oleh kekhawatiran atas kebijakan perdagangan AS dan ekspektasi potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve. Stabilitas data PCE di 2,5% semakin menekan Dolar AS, meningkatkan daya tarik Emas sebagai aset safe haven. Pergerakan harga malam ini akan bergantung pada bagaimana pasar bereaksi terhadap data PCE dan imbal hasil obligasi AS.
Berikut data dari Trading Central:
Direkomendasikan
Direkomendasikan
Direkomendasikan
Direkomendasikan
- Data inflasi PCE AS; perkiraan 2,5% vs perkiraan sebelumnya 2,5%
EMAS
Emas (XAU/USD) melonjak ke level tertinggi sepanjang masa sekitar $3.085 selama sesi Eropa pada hari Jumat, didorong oleh meningkatnya permintaan untuk aset safe haven di tengah ketidakpastian global. Kekhawatiran pasar mengenai tarif impor mobil yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump dan potensi tarif pembalasan minggu depan menekan pasar ekuitas, mengarahkan investasi ke Emas sebagai lindung nilai.
Antisipasi penurunan suku bunga Fed juga berkontribusi terhadap kenaikan Emas, mengingat kekhawatiran bahwa kebijakan perdagangan AS dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, data inflasi PCE AS diperkirakan akan tetap stabil di 2,5% tahun ke tahun, konsisten dengan data sebelumnya. Dolar AS sempat menguat menjelang rilis data ini tetapi gagal membendung momentum bullish Emas. Pergerakan di sesi AS malam ini kemungkinan akan dipengaruhi oleh reaksi pasar terhadap data PCE dan fluktuasi imbal hasil obligasi AS, yang dapat menentukan apakah Emas mempertahankan level tertinggi barunya atau mengalami koreksi teknis.
MINYAK
Harga minyak terus diperdagangkan pada level tinggi selama sesi Eropa, mencapai level tertinggi harian sebesar $70,08. Sentimen yang mendorong kenaikan harga minyak tetap tidak berubah, didukung oleh tarif sekunder sebesar 25% yang dikenakan oleh Presiden Trump pada negara-negara yang membeli minyak dan gas dari Venezuela, yang berlaku mulai 2 April. Dengan AS yang diproyeksikan menjadi importir utama minyak Venezuela senilai $5,6 miliar pada tahun 2024, kebijakan ini memperketat pasar energi global dan meningkatkan kekhawatiran gangguan pasokan.
Selain faktor tarif, penurunan persediaan minyak mentah AS juga memberikan dukungan lebih lanjut bagi harga minyak. Badan Informasi Energi (EIA) melaporkan penurunan persediaan minyak mentah AS sebesar 3,341 juta barel untuk minggu yang berakhir pada tanggal 21 Maret, jauh melampaui perkiraan penurunan sebesar 1,6 juta barel. Kombinasi positif ini dapat mendukung kenaikan harga minyak malam ini.
EURUSD
Pasangan mata uang EURUSD berupaya mempertahankan lintasan kenaikannya dari level terendah tiga minggu di sekitar 1,0730, meskipun harga masih diperdagangkan dengan bias negatif di bawah level 1,0800 selama sesi Eropa hari Jumat. Penurunan tersebut belum menunjukkan keyakinan bearish yang jelas karena investor menunggu data inflasi AS (PCE) mendatang, yang diantisipasi untuk memberi sinyal arah kebijakan moneter Fed di masa mendatang.
Data inflasi PCE, indikator inflasi utama, akan secara signifikan memengaruhi ekspektasi penurunan suku bunga dan pergerakan Dolar AS dalam waktu dekat, yang pada akhirnya menentukan lintasan masa depan pasangan EURUSD.
GBPUSD
Poundsterling Inggris menguat menyusul data penjualan ritel positif yang mengejutkan pada bulan Februari, yang meningkatkan kepercayaan terhadap ekonomi Inggris. Selain itu, data menunjukkan bahwa ekonomi Inggris tumbuh pesat sebesar 1,5% pada kuartal terakhir tahun 2024, yang menandakan pemulihan yang kuat dan prospek optimis ke depannya. Lonjakan ini memberikan sentimen positif bagi GBP, yang terus menunjukkan pergerakan yang stabil.
Namun, investor kini berfokus pada data inflasi PCE AS yang akan datang dan potensi dampak tarif yang diumumkan oleh Presiden Trump. Perkembangan ini dapat memengaruhi dinamika pasar global, khususnya terkait USD, yang memengaruhi pasangan mata uang GBPUSD. Seiring meningkatnya ketidakpastian, pasar akan memantau secara ketat bagaimana data inflasi AS dan kebijakan tarif memengaruhi pasar global.
USDJPY
Pasangan USDJPY menurun selama sesi Eropa, terutama karena penguatan JPY menyusul data inflasi konsumen Tokyo yang positif, membantu yen pulih dari level terendah empat minggu terhadap Dolar AS. Ketidakpastian pasar dan keyakinan bahwa Bank Jepang (BoJ) akan terus menaikkan suku bunga memperkuat yen sebagai mata uang safe haven. Meskipun ada kekhawatiran bahwa tarif otomotif dari Presiden Trump dapat memengaruhi ekspor Jepang, pembeli JPY tetap tenang.
Sementara itu, meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga di tengah kekhawatiran atas perlambatan ekonomi AS menciptakan perbedaan dari sikap BoJ yang lebih agresif. Namun, sedikit kenaikan Dolar AS (USD) setelah penurunan sebelumnya dapat membatasi penurunan lebih lanjut untuk pasangan USDJPY menjelang rilis data inflasi PCE.
Bursa Efek New York
Nasdaq terus menghadapi tekanan selama perdagangan Eropa, dipengaruhi oleh ketidakpastian seputar tarif yang diumumkan oleh Presiden Trump, yang memengaruhi sentimen pasar. Investor khawatir tentang tanda-tanda melemahnya sentimen konsumen, yang meningkatkan risiko perlambatan ekonomi. Fokus pasar akan beralih ke perkembangan kebijakan yang diharapkan akan memberikan kejelasan minggu depan, meskipun volatilitas diantisipasi akan tetap tinggi.