
Turbulensi di pasar keuangan terus berlanjut saat perdagangan dibuka pada hari Senin (7 April 2025), dengan harga emas anjlok di bawah $3.000 per troy ounce, sementara indeks Nasdaq merosot ke level terendah dalam 15 bulan.
Perang dagang yang meningkat, yang dipicu ketika Presiden Amerika Serikat menerapkan kebijakan timbal balik pada Kamis pagi, memicu volatilitas ini. Tiongkok adalah yang pertama membalas kebijakan Trump, dengan Menteri Keuangan Tiongkok mengumumkan pada hari Jumat bahwa tarif impor untuk semua produk Amerika akan meningkat sebesar 34% mulai 10 April.
Direkomendasikan
Direkomendasikan
Direkomendasikan
Direkomendasikan
Berdasarkan tindakan timbal balik tersebut, Trump telah menetapkan total tarif impor sebesar 54% untuk barang-barang Tiongkok, yang akan mulai berlaku pada tanggal 9 April. Tindakan timbal balik ini menargetkan banyak negara, yang mengisyaratkan potensi konflik perdagangan yang lebih luas.
Perkembangan tersebut menimbulkan risiko terhadap pertumbuhan ekonomi global, yang berdampak negatif pada indeks saham. Hingga pukul 07.00 WIB, Nasdaq telah jatuh lebih dari 1.000 poin indeks ke level 16.460, menandai titik terendah sejak 8 Januari 2024.
Menariknya, emas, yang biasanya dianggap sebagai aset safe haven, juga turun hampir $68 menjadi $2.970 per troy ounce, terendah sejak 13 Maret.
Penurunan harga emas ini mungkin disebabkan oleh aksi ambil untung, karena banyak pelaku pasar melikuidasi posisi karena penurunan signifikan pada aset lain seperti Nasdaq. Aksi ambil untung digunakan untuk mengurangi kerugian dari transaksi pada instrumen lain.
Sementara itu, EUR/USD dan GBP/USD mengalami penurunan tajam tetapi dengan cepat berhasil bangkit kembali. USD/JPY melanjutkan tren penurunannya, yang menunjukkan bahwa tekanan pada dolar AS masih cukup besar. Lebih jauh, risiko perlambatan ekonomi global dapat menyebabkan penurunan permintaan minyak, yang menyebabkan harga turun di bawah $60 per barel, level terendah dalam setahun terakhir.